Selasa, 27 Agustus 2013

Sekedar Protes, bukan Menghakimi....



Seperti kebanyakan warga Banjarmasin lainnya, gw adalah salah satu orang yang mengumpat pembangunan Flyover, yang katanya bisa membebaskan lalulintas dari kemacetan. Mengumpat bukan karena tidak setuju, namun merasakan tujuan pembangunan itu malah berdampak sebaliknya.

Jalur yang semula amat sangat gampang dilewati, bisa langsung menuju tujuan tanpa kemacetan, atau tanpa dibuat pusing dengan pengaturan arah jalan, sekarang malah sebaliknya.

Sesuai pengumuman dan pemberitahuan yang gw baca hampir setahun yang lalu, Jalan A. Yani akan mengalami kemacetan parah selama satu tahun akibat pembangunan pondasi Flyover. Dan sekarang sudah hampir satu tahun sejak tahap pertama pembangunan itu berjalan, tanda2 kearah kurangnya kemacetan masih jauh dari janji.
Ahh, to the point aja dah, ada beberapa hal yang mau gw sampaikan disini ( secara kata2 diatas masih belum jelas ) :

1.       Pembangunan Flyover sebetulnya tidak urgent2 banget. Jauh lebih penting membangun jalan2 didalam kota yang merupakan penghubung antar jalan kecil lainnya, sehingga lalu lintas tidak hanya terpusat di jalan Provinsi.  Secara langsung bisa menghindarkan dari yang namanya kemacetan, karena otomatis lalu lintas akan terbagi2 ke jalan2 dalam kota lainnya.

2.       Pembangunan ini hampir tidak bisa menolong mengurangi kemacetan. Kenapa ? Karena pembangunan yang makan dana gede ini cuma memiliki panjang 400 meter !!! Bayangkan, apa maksudnya itu? Dana gede hanya untuk membebaskan kemacetan sejauh 400 meter, dan itu belum bisa dibuktikan sampai saatnya nanti tiba, Flyover itu udah bisa dipakai. Beda halnya kalau Flyoner dibangun dari tengah kota, sampai luar kota, dimana kemacetan emang sudah pasti bisa diuraikan.

3.       Dampak langsung buat gw, pembangunannya malah bikin jalan tambah macet. Sekarang berangkat kerja harus lebih pagi kalo ingin pake mobil, dan kalo telat berangkat, terpaksa naik motor, macet2an tentu saja. Pulangnya lebih parah, gw harus keliling lagi, jalan dibikin satu arah, dan gak boleh melewati area pembangunan, keliling lewat Gatot Subrotom bersaing memperebutkan 2 jalur utama dengan mobil2 lainnya (-_-)”

4.       Kelemahan proyek, dan mungkin hal ini yang telat dipikirkan oleh pihak yang membangun adalah tidak adanya jalan alternatif. Seharusnya sebelum diadakan pembangunan Flyover, diadakan dulu perbaikan jalan-jalan alternatif, perluasan jalan, peningkatan mutu jalan, pengaspalan, dan pengaturan lalu lintas. Masalahnya, yang terjadi saat ini amat sangat aneh, tiba2 jalan Flyover dihalangi seng-seng yang memakan setengah lintasan jalan raya, tanpa menyediakan jalur alternatif yang siap difungsikan, akhirnya kemacetan tidak terhindarkan, karena volume lalu lintas melebihi lebar jalan yang bisa dilalui.

5.       Setelah jalan beberapa bulan, kemudian pihak pembangun ( gw pengen nyebut demikian ) mulai memikirkan perluasan jalan dan perbaikan di sana-sini. Entah kenapa, jalan A. Yani ikut dilebarkan lagi. Bukan dengan membuka seng-seng penghalang, namun malah melebarkan ke arah kiri, yang notabene-nya ada sungai, resapan air. Walhasil, pohon2 yang merindangkan A. Yani ikut dikorbankan, dan sungai yang sudah mulai gak bisa menampung air hujan dengan baik malah disempitkan karena sebagiannya diapakai untuk pelebaran jalan. And you know what,  sungai mengecil, dan silakan tunggu khasiatnya saat musim hujan tiba, gw yakin jalur yang dicita-citakan meng-kelarkan masalah macet, akan menjadi kawasan banjir. Masalah baru, kawan :-)

6.       Dan akhirnya, masalah diatas kayaknya belum cukup untuk mempersempit jalur air di pinggiran jalan A. Yani. Jalur pembangunan Flyover gak cuma merugikan pelalu lintas secara langsung, tapi juga badan penyedia air bersih di Banjarmasin. Pembangunan itu turut mengubah jalur pipa PDAM, yang selama bertahun2 sudah berada di tempat semestinya, malah harus berganti arah, karena pondasi Flyover mengenai pipa pengiriman air bersih. Dan hasilnya, dalam beberapa hari ini, pengiriman air PDAM ke pelanggan, malah mati total karena adanya proses pemindahan jalur pipa. Menyusahkan emang !!!

7.       Last, but not least, dengan adanya pembangunan Flyover ini, jalur lalu lintas mengalami perombakan. Jalur yang semula lancar, ramai, merupaka iklim yang bagus bagi para usahawan di pinggir2 jalan. Berbagai macam usaha berjalan dengan baik dan berkembang pesat, bengkel, showroom, tempat cuci mobil, usaha jualan makanan, toko-toko lainnya, pokoknya rame banget dah. Dan sekarang sudah mulai berkurang. Jalur yang semula mudah dicapai sekarang malah susah, harus memutar jalan, harus bermacet-maceta ria, mengikuti satu jalur yang penetapannya masih membingungkan, mangekibatkan beberapa usaha malah sepi, bahkan tutup. Dampak negatif sejauh ini yang gw lihat.

Aduh, masih banyak keluhan atas proyek ini, namun semua keluhan itu kayaknya sia2, dan uneg2 ini yang saya ungkapkan ini cuman buat pelampiasan kekesalan aja, dan gw yakin gak ada yang bisa mendengarkan aspirasi masyarakat kecil ini. Apapun itu, semoga kemacetan ini akan segera berkurang. Secepatnya, sesuai janji yang selalu ada dalam ingatan gw...

 Cukkk !!!!