Senin, 11 Desember 2023

Jalan

 

 

Suntuk

Ngantuk

 

 

 

Tapi kembali lagi, hidup terus berjalan, tak peduli apa rasamu 






Kamis, 27 Oktober 2022

 

An Elegy- Burgerkill

There's something I've been missing
I can't hold my head up high
Its getting really hard to laugh
And realize that you're already gone

These tears always paint me
My sins are constantly judging me
I cannot run... I cannot hide
Its killing me and dragging me down

I can feel your eyes are watching
But I can't hold my head up high
Its getting really hard to understand
The way you leave me... The way you leave me
And i'm still here standing on this endless road
Never had a chance to say thanks
Never had a chance to say goodbye

So much sadness, what happened to happiness?
Life is to short for questions
And it's hard to find the answers

Mezmerized by the light you exposed
Igniting a fire inside my soul
This strength runs through my veins
Wish I could bring you here again

Start a new beginning
Back to track and learning
Until we meet again...
 
 
 
 
 
 

Jumat, 14 Mei 2021

Pertama datang

Pertama pergi


Berawal
Berjalan sendirian
Kemudian saling menuntun
Berlari
Melambat
Dan tercerai di tikungan yang sesungguhnya sudah terlihat sejak awal

Kembali sendirian
Bertuntunan dengan tangan yang berbeda
Berlari dengan kaki yang berbeda
Terus melaju
Sampai ada yang terjerembab
Dan yang lain sejenak menikmati kemenangan bodoh

Disadarkan Tuhan
Terlihat seperti diberikan kesempatan
Tak sadar bahwa itu pengobat penyesalan sebelum kembali
Benar-benar kembali

Dan sebelumnya sempat mempertanyakan apa artinya, apa rasanya, apa kesannya, apa pesannya
Hanya ada satu cara untuk mengetahuinya : pergi


(Binder hitam 2003)





Senin, 22 Februari 2021

Bau Tangan Mama

 

Weekend, disambung ama WFH Senin, bikin beberapa kegiatan yang biasanya males dikerjain jadi semangat buat diberesin. Mulai dari masang rumput sintetis di atas balkon yang masih kosong, nempelin daun2 yang gapernah layu, benerin susunan poster Abang buat belajar di kamar, benerin lemari di dapur yang gegara lembab, kayunya jadi terbuka, dan masak2 yang sampe bikin dapur terlihat lebih kumuh dari biasanya :-D

Kalo urusan masak, di rumah ini gw yang lebih seneng. Sementara bini yang sebenarnya bisa masak, lebih memilih beli jadi. Alasannya biar dapur kesayangannya selalu bersih. Memang sih, urusan kebersihan dan tata kota, bini beneran jago. Semua sudut rumah, tiap hari selalu di inspeksi. Kalo ada kotor atau lembab, langsung di bersihin dan di pel. Agak serem sih, takutnya gw yang dinyinyirin karena suka bikin berantakan. Namanya juga laki2, mana ada yang bener2 bersih.

----------------------------------------------------------------------------

Ahhh, tapi kalo urusan lidah, gw memang paling getol. Perut besar ini harus senantiasa diisi. Makanan berat, ataupun cemilan, Untungnya, selain hobi makan, gw juga hobi masak, walaupun standar, jauh dari skill ibu2 rumahan, apalagi skill koki warteg depan.

Kebetulan kemaren juga males beli makan di luar. Akhirnya masak aja pake bahan yang ada di rumah. Carbonara (selalu pake oregano leaves yang banyak), setup roti, roti fla gula aren, Sup Tomat Ikan Mas, masak bacem ayam ama tempe, dan ditutup ama Wajik Durian. Endeusss.. Suka lupa ama Diabetes dan Asam Urat kalo udah ketemu ama makanan ini, wkwkwk...





-----------------------------------------------------------

Kadang bingung juga kalo ditanya, belajar masak darimana? 

Gw gapernah belajar. Tapi demen ngutak atik bumbu, dengan cara yang ga lazim. Kalo orang2 biasanya nanya resep dan nanya di gugel, gw biasanya nyicip makanan, ngerasain komponennya apa aja, bumbunya apa aja, trus coba gw praktekin di rumah, hehehe...

Ga sama persis kaya yang dicicip, karena selalu ada penyesuaian rasa di lidah gw yang lebih demen ke manis daripada gurih. Yaaa, di modif dikit lah. Tapi biasanya, orang2 rumah seneng.

-----------------------------------------------------------

Tapi, tambah kesini, gw jadi inget, kalo kebisaan masak saya yang ga seberapa ini, akibat sering nemenin Mama dulu masak. Ya nemenin doang, ngobrol, sambil tanya nama bumbu, rasanya kaya gimana, dipake buat masak apa, prosesnya diapain aja. Gapake bantuin masak, karena sudah tentu Mama ga ikhlas makanan buat sekeluarga gw rusak :-P

Ahhh, jadi kangen bau tangan Mama. Tiap mau berangkat sekolah, salaman, cium tangan Mama (setelah sebelumnya minta uang sangu buat belanja es soda murahan yang ga cuma bikin pilek, tapi juga bisa bikin diabetes) yang bau bumbu2 makanan buat kami sekeluarga pagi itu. Dulu suka nahan nafas saat cium tangan Mama, sekarang malah kangen luar biasa. Bau perjuangan beliau di dapur, pagi2 udah nyiapin makanan sementara gw masih ngerapetin tubuh pake selimut jingga kesayangan yang sudah usang.

Sehat2 terus Mama Papa







Jumat, 19 Juni 2020

Nothing to lose




Pagi2, kaya biasa sesampai di kantor, sebelum jam kerja dimulai gw biasa buka2 hape dulu, liat status watsap temen2, tuit temen2, sampe setori di IG punya temen2..

Dan di setori IG gw, yang selalu apdet biasanya cuman setori akun berita banua, akun jualan hape jadul, ama satu temen gw yang kalo liat dia, ingatnya selalu kaktus :-D

Nah, isi setorinya si kaktus ini simpel banget loh, dia nanya kurang lebih gini : "Kenapa sih orang2 seneng ngasih harapan?"

Gw jawablah seadanya lewat DM

Dan namanya dia juga masih bocah, percaya aja ama yg gw bilang, padahal mah jawaban sekenanya aja, wkwkwkwk

Tapi tambah kesini, gw jadi mikir, pertanyaan ini kayaknya ga cuman ada dalam pikiran dia aja. Kadang kalo kita berharap pada seseorang, dan pupus, sedihnya poll loh cuy... Mikir gini juga, karena gw sendiri pernah ngalamin hal yang sama berulang kali.

Kalo awal2, yang namanya berharap trus ga dapet, ya sakit hati dikit, masih wajar aja lah. Tapi tambah ke depan, gw ga pernah lagi ngerasa yang namanya sakit secara berlebihan. Lah, gw jadi mikir doooong, kenapa jadi gitu? Dan setelah dikerucutkan, ada dua hal yang bisa bikin gitu : gw yang semakin tua, terlalu sering kehilangan harapan, akhirnya kebal, atau gw udah terlalu sering bikin harapan orang lain hancur tanpa gw sadari, dan itu akhirnya bikin empati gw ilang !!!

Serem aja kali ya kalo masuk ke penyebab yang kedua.

---------------------------------------------------

Kuncinya, ya karena kebiasaan

Jadi terngiang2 omelan Mama dulu kalo gw lagi ketauan bohong. Katanya sekali bohong, walaupun kecil, lama2 akan terbiasa bohong. Pun kebohongan akan terus nambah untuk menutupi kebohongan sebelumnya. Nah, looooo !!!

Sekarang ya, terlepas dari bahasan diatas : 

Adalah mengerikan kalo gw secara tanpa sadar sudah ngasih harapan kepada satu orang, trus mengancurkannya tanpa gw sadari. Dan bagaimana kalo hal itu ternyata berulang terlalu sering, banyak banget harapan yang gw hancurin? Gw gak mempermasalahkan kalo hal itu bikin gw jadi kebal terhadap harapan gw yang dihancurin orang2. Gw cuman takut, hal tersebut bisa bikin empati gw lama2 jadi ilang !

Ya kalo orang yang gw hancurin harapannya itu juga udah kebal sih ga terlalu masalah, tapi kalo ampe menghancurkan orang yang bener2 berharap, dan bikin dia down setengah mati, apa ga merasa bersalah banget tuh?

-----------------------------------------------

Dalam DM ke kaktus, gw ngasih jawaban kenapa orang2 seneng ngasih harapan ? Gw jawabnya karena tanpa wujud. Iya, orang2 suka ngasih sesuatu yang ga nampak. Harapan, janji. Ngasihnya gampang, kan ga keliatan. Dan saat ngasih pun, ya ga berasa, nothing to lose

Dan hal yang bagi kita "gampang" itu ternyata bisa berdampak besar ama orang lain, yang entah beneran berharap, atau cuman baper.

------------------------------------------------

Di ujung tulisan bodoh ini, gw seperti biasa, ga pernah ngasih solusi. Gw malah ingin tulisan ini jadi perbaikan bagi diri gw pribadi. Kayaknya terlalu banyak harapan yang udah gw hancurin, begitu banyak janji yang ga gw laksanakan, dan terlalu banyak kebaperan yang terjadi karena gw terlalu lebay ngasih perhatian.

Udah gitu aja, Tulisan gw emang ga pernah serius. Sono, kerja lagi !