Rabu, 25 November 2015

Menyusun yang Terserak


Nyamanku bersandar di pundakmu
Tapi kenapa cuma sesaat, tandasmu
Aku cuma menelan ludah.
Kelu
Bahkan setelah seteguk air masuk, kureguk
Tarikan nafas, helaan, kemudian memandangimu
Kita bertemu untuk satu alasan
Kita berpisah untuk satu alasan
Dan pertemuan singkat inipun juga untuk suatu alasan
Dan itu hakikat Tuhan, kita cuma insan
Tak ada yang tahu apa alasan itu sendiri

Hampir jatuh air bening dari mata bundarmu
Lalu kembali bergumam
Apa yang membuat kita selalu merasa damai
Sedangkan tak pernah ada kata sayang terucap dari sejak pertama bertatap
Akupun tak tahu
Mungkin rasa aman yang ada saat kita bersua
Mungkin rasa nyaman yang hadir saat kita bersama
Mungkin juga ada hal-hal kecil yang tak kita dapat ditempat lain,
Namun begitu banyak tercurah dari kita,
Sehingga untuk menampungnyapun kita tak sanggup
Terlalu banyak

Lalu apa?

Senyumku terukir, namun belum bisa kubisikkan kalimat ini
Biar kita sama-sama mencari artinya
Tanpa batas waktu
Sampai tiba saatnya, bisa mengartikan sendiri

"Karena kita tidak memilih
Pun cinta yang mengatur sendiri"





20 November 2004