Kamis, 30 September 2010

Benjut-Bendjoel-Bincul !!!!

Sial banget ni pagi, gabungan 3 kekuatan : Gelap, Ngantuk dan Buru-buru menghasilkan satu karya alami. Bukan rajahan ato tattoo keren berbentuk bunga, tapi pahatan merah di jidat lebar gw. Yup, saya benjut sodara-sodara sekalian.....

Udah lama gak kebentur kepala, akhirnya dapet jatah juga...Hmmmmmm, terpaksa hari ini dandanan diakalin, yang biasanya rambut ngangkat sombong keatas ( karena pake foam banyak2 ), sekarang merunduk malu, nutupin benjut...Biar muka jadi culun dan aneh, yang penting gak jadi bahan ketawaan orang '-'

Sial mah klo datang gak kira2.....




( Ampun Gusti..... )


Senin, 27 September 2010

1989-2010


Saudariku, senyumlah sekali lagi dalam mimpiku

Terlalu cepat kau tinggalkan kami semua, tanpa sapa dan senyum yang biasa kau berikan

Terlalu dini kau beranjak ke haribaan-Nya


Saudariku, teriakkan lagi suara kecilmu

Suara yang biasa berisi canda tawa, keluh kesah, dan semua masalah yang terbebankan

Suara penuh semangat pemacu gairah untuk lebih berkarya


Saudariku, sentuh aku lagi dengan tepukan pelanmu

Seperti saat kau marah saat kata-kataku membuat pipimu memerah

Seperti saat kau marah saat kukatakan kau hanya seorang perempuan manja yang hanya bertumpu orangtua


Semua sudah kau buktikan, kau sudah dewasa

Bahkan untuk mengatasi masalah besar sekalipun…

Kau terus berjuang diatas kakimu sendiri, dan itulah hal yang baru aku sadari setelah kau tiada

Aku salah….


Ya Rabb, belum seberapa lama ditinggalkan, kami sudah merindukannya

Aku tahu Kau Maha Adil, Maha Pengasih dan Maha Penyayang

Tempatkanlah Ia beserta kekasihMu yang lain, orang-orang shaleh dan shalehah


Saudariku, tunggu kami semua di pintu surga…






Didedikasikan untuk Saudari, Adik, Supporterku, dan Penggemar sejati karya2 jelekku : Puspa Hijriati

Miss u,sis…



Just Me



Rabu, 22 September 2010

Liburan Singkat

Liburan yang terbilang sangat singkat. Perasaan taun2 sebelumnya bisa 1 minggu, ini libur ditanggal item cuman dpat jatah 2 hari !!

Hasilnya, lebaran taun inipun diisi dengan gerak yang amat terbatas :-(

Masjid Al-Karomah, Martapura..Langit gak bagus, karena udah pukul 6 sore, dan habis ujan :-l


Fadil feat Anya @ Barabai



Kupu2 standar



Ultah ketiga Anya : Sederhana, karena dirayakan beberapa hari setelah hari H-nya



Senyum lucu Adit :-)





Selasa, 07 September 2010

3rd Year

070907-070910

Hari ini Anya udah genap 3 taun. Umur yang kata orang lagi lucu2nya karena anak udah bisa ngomong, ada interaksi bolak balik ma ortunya. Gak sepenuhnya salah sih, tapi ada beberapa hal yang lain dari nih anak.

Selalu ada yang baru setiap hari, selalu ada semangat dimatanya tiap kali bangun tidur, walaupun semangat yang terpancar itu kadang2 memiliki arti : "Gw males sekolah, cuman pengen maen ma Nenek ! "

Semangat yang gak bisa ditolak, dan itulah ciri khas anakku, gak pernah mau mengalah, gak mau kalah, dan gak mau salah.

Egois ??? Mungkin kalo orang tua, udah dewasa bisa dibilang seperti itu, tapi untuk anak seumurannya, hal itu malah perlu. Dengan lebih mengutamakan dirinya sendiri, dia secara gak langsung belajar untuk bisa melindungi dirinya, ataupun sesuatu miliknya.

Sekarang Anya udah sekolah, walaupun sebenarnya lebih mirip penitipan Anak. Tapi dia belajar banyak, gak cuma belajar khas anak TK, tapi lebih pada cara bergaul dengan orang asing, berbagi, dan memberi. Makanya gak heran, sepanjang jalan pas gw jemput, mulutnya gak berenti nyerocos cerita kegiatan dia di sekolah, tentang para Ustadzah pengajarnya, tentang temen2nya yang hari itu jahil ma dia, sampai cerita sedih, kalo ada salah satu temennya yang gak dijemput2 ma orangtuanya yang kerja seharian...Makin lama emang makin lucu, hehehe...

Hhhhhh, tiap ketemu temen lama, pasti nanya umur Anya. pas dijawab, mereka balik ngomong :" Wah, gak berasa ya, udah gede..."
Ya iyalah, kan gak ngangon nih anak, mana berasa..Coba aja jadi ortunya, baru berasa pegelnya mulut untuk nasehatin ini itu :-)

Apapun kata orang, Anya adalah kebanggaan kami. Anak karunia Allah SWT, yang dengan semua kekurangan dan kelebihannya sungguh memberi warna baru dalam hidup kami. Gak ada Anya sehari aja, pasti rumah sepi. Sepi dari tangisannya, dan dari teriakan Bubun-nya yang ngomel ini itu, yang sungguh ditanggapi cuek oleh yang punya salah...

Selamat berulang tahun Anakku sayang, Ayah sayang kamu, Bubun sayang kamu, dan semua keluarga sayang kamu, yang mungkin belum kamu mengerti sejauh mana kami rela berbuat dan memberi apa saja agar kau tetap ceria.

Panjang umur, selalu sehat, tambah pintar dalam segala hal, dan mampu menggapai apa yang kamu mau...

Luv U ^-^


Senin, 06 September 2010

Pelajaran Penting ke-1:
Pada bulan ke-2 diawal kuliah saya, seorang profesor memberikan quiz
mendadak pada kami. Karena kebetulan cukup menyimak semua
kuliah-kuliahnya,saya cukup cepat menyelesaikan soal-soal quiz, sampai
pada soal yang terakhir. Isi soal terakhir ini adalah : Siapa nama depan
wanita yang menjadi petugas pembersih sekolah ? Saya yakin soal ini cuma
"bercanda". Saya sering melihat perempuan ini.

Tinggi, berambut gelap
dan berusia sekitar 50-an, tapi bagaimana saya tahu nama depannya...?
Saya kumpulkan saja kertas ujian saya, tentu saja dengan jawaban soal
terakhir kosong. Sebelum kelas usai, seorang rekan bertanya pada
Profesor itu, mengenai soal terakhir akan "dihitung" atau tidak.. "Tentu
Saja Dihitung !!" kata si Profesor. "Pada perjalanan karirmu, kamu akan
ke temu banyak orang. Semuanya penting!. Semua harus kamu perhatikan dan
pelihara, walaupun itu cuma dengan sepotong senyuman, atau sekilas
"hallo"!

Saya selalu ingat pelajaran itu. Saya kemudian tahu, bahwa nama
depan ibu pembersih sekolah adalah "Dorothy".



Pelajaran Penting ke-2 -- Penumpang yang Kehujanan:
Malam itu, pukul setengah dua belas malam. Seorang wanita negro rapi
yang sudah berumur, sedang berdiri di tepi jalan tol Alabama. Ia nampak
mencoba bertahan dalam hujan yang sangat deras, yang hampir seperti
badai. Mobilnya kelihatannya lagi rusak, dan perempuan ini sangat ingin
menumpang mobil. Dalam keadaan basah kuyup, ia mencoba menghentikan
setiap mobil yang lewat. Mobil berikutnya dikendarai oleh seorang pemuda
bule, dia berhenti untuk menolong ibu ini.

Kelihatannya si bule ini
tidak paham akan konflik etnis tahun 1960-an, yaitu pada saat itu.
Pemuda ini akhirnya membawa si ibu negro selamat hingga suat u tempat,
untuk mendapatkan pertolongan, lalu mencarikan si ibu ini taksi.
Walaupun terlihat sangat tergesa-gesa, si ibu tadi bertanya tentang
alamat si pemuda itu, menulisnya, lalu mengucapkan terima kasih pada si
pemuda.

7 hari berlalu, dan tiba-tiba pintu rumah pemuda bule ini diketuk
seseorang. Kejutan baginya, karena yang datang ternyata kiriman sebuah
televisi set besar berwarna (1960-an!) khusus dikirim
kerumahnya.Terselip surat kecil tertempel di televisi, yang isinya
adalah :"Terima kasih nak, karena membantuku di jalan tol malam itu.
Hujan tidak hanya membasahi bajuku, tetapi juga jiwaku. Untung saja anda
datang dan menolong saya. Karena pertolongan anda, saya masih sempat
untuk hadir disisi suamiku yang sedang sekarat... hingga wafatnya".
Tuhan memberkati anda,karena membantu saya dan tidak mementingkan dirimu
pada saat itu"
Tertanda Ny.Nat King Cole. *Catatan : Nat King Cole,
adalah penyanyi negro tenar thn. 60-an di USA



Pelajaran penting ke-3, Selalulah perhatikan dan ingat, pada semua yang anda layani.

Di zaman es krim khusus (ice cream sundae) masih murah,
seorang anak laki-laki umur 10-an tahun masuk ke Coffee Shop Hotel, dan
duduk di meja. Seorang pelayan wanita menghampiri, dan memberikan air
putih dihadapannya

Anak ini kemudian bertanya "Berapa ya,... harga satu
ice cream sundae?" katanya.
"50 sen..." balas si pelayan.
Si anak kemudian mengeluarkan isi sakunya dan menghitung dan mempelajari
koin-koin di kantongnya.... "Wah... Kalau ice cream yang biasa saja
berapa?" katanya lagi. Tetapi kali ini orang-orang yang duduk di
meja-meja lain sudah mulai banyak... dan pelayan ini mulai tidak sabar.
"35 sen" kata si pelayan sambil uring-uringan. Anak ini mulai
menghitungi dan mempelajari lagi koin-koin yang tadi dikantongnya.
"Bu... saya pesan yang ice cream biasa saja ya..." ujarnya.

Sang pelayan kemudian membawa ice cream tersebut, meletakkan kertas kwitansi di atas
meja dan terus melengos berjalan.. Si anak ini kemudian makan ice-cream,
bayar di kasir, dan pergi.

Ketika si pelayan wanita ini kembali untuk membersihkan meja si anak
kecil tadi, dia mulai menangis terharu. Rapi tersusun disamping piring
kecilnya yang kosong, ada 2 buah koin 10-sen dan 5 buah koin 1-sen. Anda
bisa lihat... anak kecil ini tidak bisa pesan Ice-cream Sundae, karena
tidak memiliki cukup untuk memberi sang pelayan uang tip yang "layak"
.......

Pelajaran penting ke-4 - Penghalang di Jalan

Pada jaman dahulu kala, tersebutlah seorang Raja, yang menempatkan
sebuah batu besar di tengah-tengah jalan. Raja tersebut kemudian
bersembunyi, untuk melihat apakah ada yang mau menyingkirkan batu itu
dari jalan. Beberapa pedagang terkaya yang menjadi rekanan raja tiba di
tempat, untuk berjalan melingkari batu besar tersebut. Banyak juga yang
datang, kemudian memaki-maki sang Raja, karena tidak membersihkan jalan
dari rintangan.Tetapi tidak ada satupun yang mau melancarkan jalan
dengan menyingkirkan batu itu. Kemudian datanglah seorang petani, yang
menggendong banyak sekali sayur mayur. Ketika semakin dekat, petani ini
kemudian meletakkan dahulu bebannya, dan mencoba memindahkan batu itu ke
pinggir jalan.

Setelah banyak mendorong dan mendorong, akhirnya ia berhasil
menyingkirkan batu besar itu. Ketika si petani ingin mengangkat kembali
sayurnya, ternyata di tempat batu tadi ada kantung yang berisi banyak
uang emas dan surat Raja. Surat yang mengatakan bahwa emas ini hanya
untuk orang yang mau menyingkirkan batu tersebut dari jalan. Petani ini
kemudian belajar, satu pelajaran yang kita tidak pernah bisa mengerti.
Bahwa pada dalam setiap rintangan, tersembunyi kesempatan yang bisa
dipakai untuk memperbaiki hidup kita.

Pelajaran penting ke-5 - Memberi, ketika dibutuhkan.

Waktu itu, ketika saya masih seorang sukarelawan yang bekerja di sebuah
rumah sakit, saya berkenalan dengan seorang gadis kecil yang bernama
Liz, seorang penderita satu penyakit serius yang sangat jarang.
Kesempatan sembuh, hanya ada pada adiknya, seorang pria kecil yang
berumur 5 tahun, yang secara mujizat sembuh dari penyakit yang sama.
Anak ini memiliki antibodi yang diperlukan untuk melawan penyakit itu.
Dokter kemudian mencoba menerangkan situasi lengkap medikal tersebut ke
anak kecil ini, dan bertanya apakah ia siap memberikan darahnya kepada
kakak perempuannya. Saya melihat si kecil itu ragu-ragu sebentar,
sebelum mengambil nafas panjang dan berkata "Baiklah... Saya akan
melakukan hal tersebut.... asalkan itu bisa menyelamatkan kakakku".

Mengikuti proses tranfusi darah, si kecil ini berbaring di tempat
tidur,di samping kakaknya. Wajah sang kakak mulai memerah, tetapi wajah
si kecil mulai pucat dan senyumnya menghilang. Si kecil melihat ke
dokter itu, dan bertanya dalam suara yang bergetar...katanya "Apakah
saya akan langsung mati dokter... ?" Rupanya si kecil sedikit salah
pengertian. Ia merasa, bahwa ia harus menyerahkan semua darahnya untuk
menyelamatkan jiwa kakaknya. Lihatlah...bukankah pengertian dan sikap
adalah segalanya....

Bagilah pengalaman anda yang dapat memberikan hal2 positif bagi siapa
saja. Memberi lebih baik daripada menerima. Bekerjalah seolah anda tidak
memerlukan uang, Mencintailah seolah anda tidak pernah dikecewakan,
Menari dan menyanyilah seolah tidak ada yang menonton..

Dalam gelapnya malam, kita justru dapat melihat indah nya bintang


by kaskus


Traffic Light

Dari kejauhan, lampu lalu-lintas di perempatan itu masih menyala hijau. Jack segera menekan pedal gas kendaraannya. Ia tak mau terlambat. Apalagi ia tahu perempatan di situ cukup padat sehingga lampu merah biasanya menyala cukup lama. Kebetulan jalan di depannya agak lenggang. Lampu berganti kuning. Hati Jack berdebar berharap semoga ia bisa melewatinya segera. Tiga meter menjelang garis jalan, lampu merah menyala. Jack bimbang, haruskah ia berhenti atau terus saja. “Ah, aku tak punya kesempatan untuk menginjak rem mendadak,” pikirnya sambil terus melaju.

Prit! Di seberang jalan seorang polisi melambaikan tangan memintanya berhenti. Jack menepikan kendaraan agak menjauh sambil mengumpat dalam hati. Dari kaca spion ia melihat siapa polisi itu. Wajahnya tak terlalu asing.

Hey, itu khan Bob, teman mainnya semasa SMA dulu. Hati Jack agak lega. Ia melompat keluar sambil membuka kedua lengannya.

“Hai, Bob. Senang sekali ketemu kamu lagi!”

“Hai, Jack.” Tanpa senyum.

“Duh, sepertinya saya kena tilang nih? Saya memang agak buru-buru. Istri saya sedang menunggu di rumah.”

“Oh ya?” Tampaknya Bob agak ragu.

Nah, bagus kalau begitu. “Bob, hari ini istriku ulang tahun. Ia dan anak-anak sudah menyiapkan segala sesuatunya. Tentu aku tidak boleh terlambat, dong.”

“Saya mengerti. Tapi, sebenarnya kami sering memperhatikanmu melintasi lampu merah di persimpangan ini.”

O-o, sepertinya tidak sesuai dengan harapan. Jack harus ganti strategi.

“Jadi, kamu hendak menilangku? Sungguh, tadi aku tidak melewati lampu merah. Sewaktu aku lewat lampu kuning masih menyala.” Aha, terkadang berdusta sedikit bisa memperlancar keadaan.

“Ayo dong Jack. Kami melihatnya dengan jelas. Tolong keluarkan SIMmu.”

Dengan ketus Jack menyerahkan SIM lalu masuk ke dalam kendaraan dan menutup kaca jendelanya. Sementara Bob menulis sesuatu di buku tilangnya. Beberapa saat kemudian Bob mengetuk kaca jendela. Jack memandangi wajah Bob dengan penuh kecewa. Dibukanya kaca jendela itu sedikit. Ah, lima centi sudah cukup untuk memasukkan surat tilang. Tanpa berkata-kata Bob kembali ke posnya.

Jack mengambil surat tilang yang diselipkan Bob di sela-sela kaca jendela. Tapi, hei apa ini. Ternyata SIMnya dikembalikan bersama sebuah nota. Kenapa ia tidak menilangku. Lalu nota ini apa? Semacam guyonan atau apa? Buru-buru Jack membuka dan membaca nota yang berisi tulisan tangan Bob.

“Halo Jack, Tahukah kamu Jack, aku dulu mempunyai seorang anak perempuan. Sayang, Ia sudah meninggal tertabrak pengemudi yang ngebut menerobos lampu merah.

Pengemudi itu dihukum penjara selama 3 bulan. Begitu bebas ia bisa bertemu dan memeluk ketiga anaknya lagi. Sedangkan anak kami satu-satunya sudah tiada. Kami masih terus berusaha dan berharap agar Tuhan berkenan mengkaruniai seorang anak agar dapat kami peluk.

Ribuan kali kami mencoba memaafkan pengemudi itu. Betapa sulitnya. Begitu juga kali ini. Maafkan aku Jack. Doakan agar permohonan kami terkabulkan. Berhati-hatilah. dari Bob.

Jack terhenyak. Ia segera keluar dari kendaraan mencari Bob. Namun, Bob sudah meninggalkan pos jaganya entah kemana. Sepanjang jalan pulang ia mengemudi perlahan dengan hati tak tentu sambil berharap kesalahannya dimaafkan.

Tak selamanya pengertian kita harus sama dengan pengertian orang lain. Bisa jadi suka kita tak lebih dari duka rekan kita. Hidup ini sangat berharga, jalanilah dengan penuh hati-hati.



by kaskus


So Sad

25 tahun yang lalu,
Inikah nasib? Terlahir sebagai menantu bukan pilihan.
Tapi aku dan Kania harus tetap menikah. Itu sebabnya kami
ada di Kantor Catatan Sipil. Wali kami pun wali hakim. Dalam
tiga puluh menit, prosesi pernikahan kami selesai. Tanpa
sungkem dan tabur melati atau hidangan istimewa d! an salam
sejahtera dari kerabat. Tapi aku masih sangat bersyukur
karena Lukman dan Naila mau hadir menjadi saksi. Umurku
sudah menginjak seperempat abad dan Kania di bawahku..
Cita-cita kami sederhana,ingin hidup bahagia.

22 tahun yang lalu,
Pekerjaanku tidak begitu elit, tapi cukup untuk biaya makan
keluargaku. Ya, keluargaku. Karena sekarang aku sudah punya
momongan. Seorang putri, kunamai ia Kamila. Aku berharap ia
bisa menjadi perempuan sempurna, maksudku kaya akan budi
baik hingga dia tampak ! sempurna. Kulitnya masih merah,
mungkin karena ia baru berumur seminggu. Sayang, dia tak
dijenguk kakek-neneknya dan aku merasa prihatin. Aku harus
bisa terima nasib kembali, orangtuaku dan orangtua Kania tak
mau menerima kami.. Ya sudahlah. Aku tak berhak untuk
memaksa dan aku tidak membenci mereka. Aku hanya yakin,
suatu saat nanti, mereka pasti akan berubah.

19 tahun yang lalu,
Kamilaku gesit dan lincah. Dia sekarang sedang senang
berlari-lari, melompat-lompat atau meloncat dari meja ke
kursi la! lu dari kursi ke lantai kemudian berteriak
'Horeee, Iya bisa terbang'. Begitulah dia
memanggil namanya sendiri, Iya. Kembang senyumnya selalu
merekah seperti mawar di pot halaman rumah. Dan Kania tak
jarang berteriak, 'Iya sayaaang,' jika sudah
terdengar suara 'Prang'. Itu artinya, ada yang
pecah, bisa vas bunga, gelas, piring, atau meja kaca..
Terakhir cermin rias ibunya yang pecah. Waktu dia melompat
dari tempat tidur ke lantai, boneka kayu yang dipegangnya
terpental. Dan dia cuma bilang 'Kenapa semua kaca di
rumah ini selalu pecah, Ma?'

18 tahun yang lalu,
Hari ini Kamila ulang tahun. Aku sengaja pulang lebih awal
dari pekerjaanku agar bisa membeli hadiah dulu. Kemarin
lalu dia merengek minta dibelikan bola. Kania tak
membelikannya karena tak mau anaknya jadi tomboy apalagi
jadi pemain bola seperti yang sering diucapkannya.
'Nanti kalau sudah besar, Iya mau jadi pemain
bola!' tapi aku tidak suka dia menangis terus minta
bola, makanya kubelikan ia sebuah bola. Paling tidak aku
bisa punya lawan main setiap sabtu sore. Dan seperti yang
sudah kuduga, dia bersorak kegirangan waktu kutunjukkan bola
itu. 'Horee, Iya jadi pemain bola.'

17 Tahun yang lalu
Iya, Iya. Bapak kan sudah bilang jangan main bola di jalan.
Mainnya di rumah aja. Coba kalau ia nurut, Bapak kan tidak
akan seperti ini. Aku tidak tahu bagaimana Kania bisa tidak
tahu Iya menyembunyikan bola di tas sekolahnya. Yang aku
tahu, hari itu hari sabtu dan aku akan menjemputnyanya dari
sekolah. Kulihat anakku sedang asyik menendang bola
sepanjang jalan pulang dari sekolah dan ia semakin ketengah
jalan. Aku berlari menghampirinya, rasa khawatirku
mengalahkan kehati-hatianku dan 'Iyaaaa'. Sebuah
truk pasir telak menghantam tubuhku, lindasan ban besarnya
berhenti di atas dua kakiku. Waktu aku sadar, dua kakiku
sudah diamputasi. Ya Tuhan, bagaimana ini. Bayang-bayang
kelam menyelimuti pikiranku, tanpa kaki, bagaimana aku
bekerja sementara
pekerjaanku mengantar barang dari perusahaan ke rumah
konsumen. Kulihat Kania menangis sedih, bibir cuma berkata
'Coba kalau kamu tak belikan ia bola!'

15 tahun yang lalu,
Perekonomianku morat marit setelah kecelakaan. Uang
pesangon habis untuk ke rumah sakit dan uang tabungan
menguap jadi asap dapur. Kania mulai banyak mengeluh dan Iya
mulai banyak dibe! ntak. Aku hanya bisa membelainya. Dan
bilang kalau Mamanya sedang sakit kepala makanya cepat
marah. Perabotan rumah yang bisa dijual sudah habis. Dan aku
tak bisa berkata apa-apa waktu Kania hendak mencari ke luar
negeri. Dia ingin penghasilan yang lebih besar untuk
mencukupi kebutuhan Kamila. Diizinkan atau tidak diizinkan
dia akan tetap pergi. Begitu katanya. Dan akhirnya dia
memang pergi ke Malaysia .

13 tahun yang lalu,
Setahun sejak keper! gian Kania, keuangan rumahku sedikit
membaik tapi itu hanya setahun. Setelah itu tak terdengar
kabar lagi. Aku harus mempersiapkan uang untuk Kamila masuk
SMP. Anakku memang pintar dia loncat satu tahun di SD-nya.
Dengan segala keprihatinan kupaksakan agar Kamila bisa
melanjutkan sekolah. aku bekerja serabutan, mengerjakan
pekerjaan yang bisa kukerjakan dengan dua tanganku. Aku
miris, menghadapi kenyataan. Menyaksikan anakku yang tumbuh
remaja dan aku tahu dia ingin menikmati dunianya. Tapi
keadaanku mengurungnya dalam segala kekurangan. Tapi aku
harus kuat. Aku harus tabah untuk mengajari Kamila hidup
tegar.

10 tahun yang lalu,
Aku sedih, semua tetangga sering mengejek kecacatanku.
Dan Kamila hanya sanggup berlari ke dalam rumah lalu
sembunyi di dalam kamar. Dia sering jadi bulan-bulanan
hinaan teman sebayanya. Anakku cantik, seperti ibunya.
'Biar cantik kalo kere ya kelaut aje.' Mungkin
itu kata-kata yang sering kudengar. Tapi anakku memang sabar
dia tidak marah walau tak urung menangis juga.
'Sabar ya, Nak!' hiburku.
'Pak, Iya pake jilbab aja ya, biar tidak
diganggu!' pintanya padaku. Dan aku menangis. Anakku
maafkan bapakmu, hanya itu suara yang sanggup kupendam dalam
hatiku. Sejak hari itu, anakku tak pernah lepas dari
kerudungnya. Dan aku bahagia. Anakku, ternyata kamu sudah
semakin dewasa. Dia selalu tersenyum padaku. Dia tidak
pernah menunjukkan
kekecewaannya padaku karena sekolahnya hanya terlambat di
bangku SMP.!

7 tahun yang lalu,
Aku merenung seharian. Ingatanku tentang Kania, istriku,
kembali menemui pikiranku. Sudah bertahun-tahun tak kudengar
kabarnya. Aku tak mungkin bohong pada diriku sendiri, jika
aku masih menyimpan rindu untuknya. Dan itu pula yang
membuat aku takut. Semalam Kamila bilang dia ingin menjadi
TKI ke Malaysia . Sulit baginya mencari pekerjaan di sini
yang cuma lulusan SMP.. Haruskah aku melepasnya karena
alasan ekonomi. Dia bilang aku sudah tua, tenagaku mulai
habis dan dia ingin agar aku beristirahat. Dia berjanji akan
rajin mengirimi aku uang dan menabung untuk modal. Setelah
itu dia akan pulang, menemaniku kembali dan membuka usaha
kecil-kecilan. Seperti waktu lalu, kali ini pun aku tak
kuasa untuk menghalanginya. Aku hanya berdoa agar Kamilaku
baik-baik saja.

4 tahun lalu,
Kamila tak pernah telat ! mengirimi aku uang. Hampir tiga
tahun dia di sana . Dia bekerja sebagai seorang pelayan di
rumah seorang nyonya. Tapi Kamila tidak suka dengan
laki-laki yang disebutnya datuk. Matanya tak pernah siratkan
sinar baik. Dia juga dikenal suka perempuan. Dan nyonya itu
adalah istri mudanya yang keempat. Dia bilang dia sudah
ingin pulang. Karena akhir-akhir ini dia sering diganggu.
Lebaran tahun ini dia akan berhenti bekerja. Itu yang kubaca
dari suratnya. Aku senang mengetahui itu dan selalu menunggu
hingga masa itu tiba. Kamila bilang, aku jangan pernah lupa
salat dan kalau kondisiku sedang baik usahakan untuk salat
tahajjud. Tak perlu memaksakan untuk puasa sunnah yang pasti
setiap bulan Ramadhan aku harus berusaha sebisa mungkin
untuk kuat hingga beduk manghrib berbunyi. Kini anakku lebih
pandai menasihati daripada aku. Dan aku bangga.

3 tahun 6 bulan yang lalu,
Inikah badai? Aku mendapat surat dari kepolisian
pemerintahan Malaysia , kabarnya anakku ditahan. Dan dia
diancam hukuman mati, karena dia terbukti membunuh suami
majikannya. Sesak dadaku mendapat kabar ini. Aku menangis,
aku tak percaya. Kamilaku yang lemah lembut tak mungkin
membunuh. Lagipula kenapa dia harus membunuh. Aku meminta
bantuan hukum dari Indonesia untuk menyelamatkan anakku dari
maut. Hampir setahun aku gelisah menunggu kasus anakku
selesai. Tenaga tuaku terkuras dan airmataku habis. Aku
hanya bisa memohon agar anakku tidak dihukum mati andai dia
memang bersalah.

2 tahun 6 bulan yang lalu,
Akhirnya putusan itu jatuh juga, anakku terbukti bersalah.
Dan dia harus menjalani ! hukuman gantung sebagai
balasannya. Aku tidak bisa apa-apa selain menangis
sejadinya. Andai aku tak izinkan dia pergi apakah nasibnya
tak akan seburuk ini? Andai aku tak belikan ia bola apakah
keadaanku pasti lebih baik? Aku kini benar-benar sendiri.
Wahai Allah kuatkan aku.

Atas permintaan anakku aku dijemput terbang ke Malaysia .
Anakku ingin aku ada di sisinya disaat terakhirnya.
Lihatlah, dia kurus sekali. Dua matanya sembab dan bengkak.
Ingin rasanya aku berlari tapi apa daya kakiku tak ada.. Aku
masuk ke dalam ruangan pertemuan itu, dia berhambur ke
arahku, memelukku erat, seakan tak ingin melepaskan aku.

'Bapak, Iya Takut!' aku memeluknya lebih erat
lagi. Andai bisa ditukar, aku ingin menggantikannya.
'Kenapa, Ya, kenapa kamu membunuhnya sayang?'
'Lelaki tua itu ingin Iya tidur dengannya, Pak. Iya
tidak mau. Iya dipukulnya. Iya takut, Iya dorong dan dia
jatuh dari jendela kamar. Dan dia mati. Iya tidak salah kan
, Pak!' Aku perih mendengar itu. Aku iba dengan nasib
anakku. Masa mudanya hilang begitu saja. Tapi aku bisa
apa, istri keempat lelaki tua itu menuntut agar anakku
dihukum mati. Dia kaya dan lelaki itu juga orang terhormat.
Aku sudah berusaha untuk memohon keringanan bagi anakku,
tapi menemuiku pun ia tidak mau. Sia-sia aku tinggal di
Malaysia selama enam bulan untuk memohon hukuman pada wanita
itu.

2 tahun yang lalu,
Hari ini, anakku akan dihukum gantung. Dan wanita itu akan
hadir melihatnya. Aku mendengar dari petugas jika dia sudah
datang dan ada di belakangku. Tapi aku tak ingin melihatnya.
Aku melihat isyarat tangan dari hakim di sana . Petugas itu
membuka papan yang diinjak anakku. Dan 'blass'
Kamilaku kini tergantung. Aku tak bisa lagi menangis.
Setelah yakin suda! h mati, jenazah anakku diturunkan
mereka, aku mendengar langkah kaki menuju jenazah anakku.
Dia menyibak kain penutupnya dan tersenyum sinis. Aku
mendongakkan kepalaku, dan dengan mataku yang samar oleh air
mata aku melihat garis wajah yang kukenal.
'Kania?'
'Mas Har, kau ... !'
'Kau ... kau bunuh anakmu sendiri, Kania!'
'Iya? Dia..dia . Iya?' serunya getir menunjuk
jenazah anakku.
'Ya, dia Iya kita. Iya yang ingin jadi pemain bola
jika sudah besar.'
'Tidak ... tidaaak ... ' Kania berlari ke arah
jenazah anakku. Diguncang tubuh kaku itu sambil menjerit
histeris. Seorang petugas menghampiri Kania dan memberikan
secarik kertas yang tergenggam di tangannya waktu dia
diturunkan dari tiang gantungan. Bunyinya 'Terima kasih
Mama.' Aku baru sadar, kalau dari dulu Kamila sudah
tahu wanita itu ibunya.

Setahun lalu,
Sejak saat itu istriku gila. Tapi apakah dia masih istriku.
Yang aku tahu, aku belum pernah menceraikannya. Terakhir
kudengar kabarnya dia mati bunuh diri. Dia ingin dikuburkan
di samping kuburan anakku, Kamila. Kata pembantu yang
mengantarkan
jenazahnya padaku, dia sering berteriak, 'Iya
sayaaang, apalagi yang pecah, Nak.' Kamu tahu Kania,
kali ini yang pecah adalah hatiku.


by kaskus

Isyarat "I Love You"

Sejak semula, keluarga dari si gadis tidak menyetujui hubungannya dengan sang pemuda. Mereka mengajukan alasan mengenai latar belakang keluarga, bahwa jika si gadis memaksa terus bersama dengan sang pemuda, dia akan menderita seumur hidupnya..... Karena tekanan dari keluarganya, si gadis jadi sering bertengkar dengan pacarnya. Gadis itu benar2 mencintainya, dan dia terus-menerus bertanya, "seberapa besar kamu mencintaiku?" sang pemuda tdk begitu pandai berbicara, dia selalu membuat si gadis marah. Dan komentar-komentar dari orangtuanya membuatnya bertambah kesal. Sang pemuda selalu menjadi sasaran pelampiasan kemarahannya. Dan sang pemuda selalu membiarkannya melampiaskan kemarahannya kepadanya....

Setelah beberapa saat, sang pemuda lulus dari perguruan tinggi. Ia bermaksud meneruskan kuliahnya ke luar negeri, tapi sebelum dia pergi, dia melamar gadisnya, "saya tidak tahu bagaimana mengucapkan kata2 manis, tapi saya tahu bahwa saya mencintaimu. Jika kamu setuju, saya ingin menjagamu seumur hidupmu. Mengenai keluargamu, saya akan berusaha keras untuk meyakinkan mereka agar menyetujui hubungan kita. Maukah kamu menikah denganku?" si gadis setuju, dan keluarganya setelah melihat usaha dari sang pemuda, akhirnya merestui hubungan mereka. Sebelum pemuda itu berangkat, mereka bertunangan terlebih dahulu. Si gadis tetap tinggal di kampung halaman dan bekerja, sementara sang pemuda meneruskan kuliahnya di ln.....

Mereka melanjutkan hubungan mereka melalui surat dan telepon. Kadang-kadang timbul kesulitan, tapi mereka tidak menyerah terhadap keadaan. Suatu hari, dalam perjalanan ke tempat perhentian bis sepulang dari kerja, si gadis tertabrak mobil hingga tak sadarkan diri. Ketika siuman, dia melihat kedua orangtuanya dan menyadari betapa beruntungnya dia dapat selamat. Melihat air mata orangtuanya, dia berusaha untuk menghibur mereka. Tetapi dia menemukan... Bahwa dia tidak dapat berbicara sama sekali. Dia bisu..... Menurut dokter kecelakaan tersebut telah mencederai otaknya, dan itu menyebabkannya bisu seumur hidupnya. Mendengar orangtuanya membujuknya, tapi tidak dapat menjawab sepatah kata pun, gadis tersebut pingsan...

Sepanjang hari hanya dapat menangis dan membisu...ketika akhirnya dia boleh pulang dari rs, dia mendapati rumahnya masih seperti sedia kala. Hanya jika telepon berdering, dia menjadi pilu. Dering telepon telah menjadi mimpi terburuknya. Dia tidak dapat memberitakan kabar buruk tersebut kepada pacarnya dan menjadi bebannya. Dia menulis sepucuk surat untuknya, memberitahukan bahwa dia tdk mau lagi menunggunya. Hubungan antara mereka sudah putus, bahkan dia mengembalikan cincin pertunangan mereka. Mendapat surat dan telepon dari si pemuda, dia hanya bisa menitikkan air mata... Ayahnya tidak tahan melihat penderitaannya, dan memutuskan untuk pindah. Berharap bahwa dia dapat melupakan segalanya dan menjadi lebih bahagia...

Pindah ke tempat baru, si gadis mulai belajar bahasa isyarat. Dia berusaha melupakan sang pemuda... Suatu hari sahabatnya memberitahukan bahwa pemuda itu telah kembali dan mencarin ya ke mana-mana. Dia meminta sahabatnya untuk tidak memberitahukan dimana dia berada dan menyuruh pemuda tsb. Untuk melupakannya.... Lebih dari setahun, tidak terdengar lagi kabar pemuda itu sampai akhirnya sahabat si gadis menyampaikan bahwa sang pemuda akan menikah dan menyerahkan surat undangan. Dia membuka surat undangan itu dengan hati pedih, dan menemukan namanya tercantum dlm undangan. Sebelum dia sempat bertanya kepada sahabatnya, tiba-tiba sang pemuda muncul di hadapannya.dengan bahasa isyarat yang kaku, ia menyampaikan bahwa....
Aku telah menghabiskan waktu lebih dari setahun untuk mempelajari bahasa isyarat, agar dapat memberitahukan kepadamu bahwa aku belum melupakan janji kita, berikan aku kesempatan, biarkan aku menjadi suaramu.


by kaskus


Lesson of Love

Toshinobu kubota , yang biasa dipanggil shinji mengucapkan selamat tinggal kepada keluarganya di negerinya yang lama untuk mencari hidup yang lebih baik di amerika. Ayahnya memberinya uang simpanan keluarga yang disembunyikan di dalam kantong kulit.

"di sini keadaan sulit ," katanya sambil memeluk putranya dan mengucapkan selamat tinggal. "kau adalah harapan kami."

shinji naik ke kapal lintas atlantik yang menawarkan transport gratis bagi pemuda-pemuda yang mau bekerja sebagai penyekop batubara sebagai imbalan ongkos pelayaran selama sebulan. Kalau shinji menemukan emas di pegunungan colorado, keluarganya akan menyusul.

Berbulan-bulan shinji mengolah tanahnya tanpa kenal lelah. Urat emas yang tidak besar memberinya penghasilan yang pas-pasan namun teratur.
Setiap hari ketika pulang ke pondoknya yang terdiri atas dua kamar, shinji merindu kan dan sangat ingin disambut oleh wanita yang dicintainya.
Satu-satunya yang disesalinya ketika menerima tawaran untuk mengadu nasib ke amerika adalah terpaksa meninggalkan asaka matsutoya sebelum secara resmi punya kesempatan mendekati gadis itu. Sepanjang ingatannya, keluarga mereka sudah lama berteman dan selama itu pula diam-diam dia berharap bisa memperistri asaka.

Rambut asaka yang ikal panjang dan senyumnya yang menawan membuatnya menjadi putri keluarga yoshinori matsutoya yang paling cantik.
Shinji baru sempat duduk di sampingnya dalam acara perayaan pesta bunga dan mengarang alasan-alasan konyol untuk singgah di rumah gadis itu agar bisa bertemu dengannya. Setiap malam sebelum tidur di kabinnya , shinji ingin sekali membelai rambut asaka yang pirang kemerahan dan memeluk gadis itu. Akhirnya, dia menyurati ayahnya , meminta bantuannya untuk mewujudkan impiannya.

Kira-kira setahun kemudian, sebuah telegram datang mengabarkan rencana untuk membuat hidup shinji menjadi lengkap. Pak yoshinori matsutoya akan mengirimkan putrinya kepada shinji di amerika. Putrinya itu suka bekerja keras dan punya intuisi bisnis. Dia akan bekerja sama dengan shinji selama setahun dan membantunya mengembangkan bisnis penambangan emas.
Diharapkan, setelah setahun itu keluarganya akan mampu datang ke amerika untuk menghadiri pernikahan mereka.

Hati shinji sangat bahagia. Dia menghabiskan satu bulan berikutnya untuk mengubah pondoknya menjadi tempat tinggal yang nyaman. Dia membeli ranjang sederhana untuk tempat tidurnya di ruang duduk dan menata bekas tempat tidurnya agar pantas untuk seorang wanita. Gorden dari bekas karung goni yang menutupi kotornya jendela diganti dengan kain bermotif bunga dari bekas karung terigu. Di meja samping tempat tidur dia meletakkan wadah kaleng berisi bunga-bunga kering yang dipetiknya di padang rumput.

Akhirnya , tibalah hari yang sudah dinanti-nantikannya sepanjang hidup.
Dengan tangan membawa seikat bunga daisy segar yang baru dipetik , dia pergi ke stasiun kereta api. Asap mengepul dan roda-roda berderit ketika kereta api mendekat lalu berhenti. Shinji melihat setiap jendela , mencari senyum dan rambut ikal asaka. Jantungnya berdebar kencang penuh harap, kemudian tersentak karena kecewa.

Bukan asaka , tetapi yumi matsutoya kakaknya, yang turun dari kereta api. Gadis itu berdiri malu-malu di depannya, matanya menunduk. Shinji hanya bisa memandang terpana. Kemudian, dengan tangan gemetar diulurkannya buket bunga itu kepada yumi. "selamat datang," katanya lirih, matanya menatap nanar. Senyum tipis meng hias wajah yumi yang tidak cantik.

"aku senang ketika ayah mengatakan kau ingin aku datang ke sini," kata yumi, sambil sekilas memandang mata shinji sebelum cepat-cepat menunduk lagi.
"aku akan mengurus bawaanmu ," kata shinji dengan senyum terpaksa.

Bersama-sama mereka berjalan ke kereta kuda. Pak matsutoya dan ayahnya benar. Yumi memang punya intuisi bisnis yang hebat. Sementara shinji bekerja di tambang, dia bekerja di kantor. Di meja sederhana di sudut ruang duduk, dengan cermat yumi mencatat semua kegiatan di tambang. Dalam waktu 6 bulan, asset mereka telah berlipat dua. Masakannya yang lezat dan senyumnya yang tenang menghiasi pondok itu dengan sentuhan ajaib seorang wanita.
Tetapi bukan wanita ini yang kuinginkan , keluh shinji dalam hati, setiap malam sebelum tidur kecapekan di ruang duduk. Mengapa mereka mengirim yumi ? Akankah dia bisa bertemu lagi dengan asaka ? Apakah impian lamanya untuk memperistri asaka harus dilupakannya ?
Setahun lamanya yumi dan shinji bekerja, bermain, dan tertawa bersama, tetapi tak pernah ada ungkapan cinta. Pernah sekali, yumi mencium pipi shinji sebelum masuk kekamarnya. Pria itu hanya tersenyum canggung. Sejak itu, kelihatannya yumi cukup puas dengan jalan-jalan berdua menjelajahi pegunungan atau dengan mengobrol di beranda setelah makan malam.

Pada suatu sore di musim semi, hujan deras mengguyur punggung bukit, membuat jalan masuk ke tambang mereka longsor. Dengan kesal shinji mengisi karung-karung pasir dan meletakkannya sedemikan rupa untuk membelokkan arus air. Badannya lelah dan basah kuyup, tetapi tampaknya usahanya sia-sia. Tiba-tiba yumi muncul di sampingnya, memegangi karung goni yang terbuka. Shinji menyekop dan memasuk kan pasir kedalamnya, kemudian dengan tenaga sekuat lelaki, yumi melemparkan karung itu ke tumpukan lalu membuka karung lainnya. Berjam-jam mereka bekerja dengan kaki terbenam lumpur setinggi lutut, sampai hujan reda. Dengan berpegangan tangan mereka berjalan pulang ke pondok.

Sambil menikmati sup panas, shinji mendesah , "aku takkan dapat menyelamatkan tambang itu tanpa dirimu. Terima kasih, yumi."
"sama-sama," gadis itu menjawab sambil tersenyum tenang seperti biasa, lalu tanpa berkata-kata dia masuk ke kamarnya.

Beberapa hari kemudian , sebuah telegram datang mengabarkan bahwa keluarga matsutoya dan keluarga kubota akan tiba minggu berikutnya. Meskipun berusaha keras menutup-nutupinya , jantung shinji kembali berdebar-debar seperti dulu karena harapan akan bertemu lagi dengan asaka. Dia dan yumi pergi ke stasiun kereta api. Mereka melihat keluarga mereka turun dari kereta api di ujung peron.

Ketika asaka muncul , yumi menoleh kepada shinji. "sambutlah dia," katanya.
Dengan kaget, shinji berkata tergagap, "apa maksudmu?"
"shinji , sudah lama aku tahu bahwa aku bukan putri matsutoya yang kau inginkan. Aku memperhatikan bagaimana kau bercanda dengan asaka dalam acara perayaan pesta bunga lalu." dia mengangguk ke arah adiknya yang sedang menuruni tangga kereta. "aku tahu bahwa dia, bukan aku , yang kauinginkan menjadi istrimu."
"tapi..."
yumi meletakkan jarinya pada bibir shinji. "ssstt," bisiknya. "aku mencintaimu, shinji. Aku selalu mencintaimu. Karena itu , yang kuinginkan hanya melihatmu bahagia. Sambutlah adikku."

shinji mengambil tangan yumi dari wajahnya dan menggenggamnya. Ketika yumi menengadah, untuk pertama kalinya shinji melihat betapa cantiknya gadis itu. Dia ingat ketika mereka berjalan-jalan di padang rumput, ingat malam-malam tenang yang mereka nikmati di depan perapian, ingat ketika yumi membantunya mengisi karung-karung pasir. Ketika itulah dia menyadari apa yang sebenarnya selama berbulan-bulan telah tidak diketahuinya.

"tidak, yumi. Engkaulah yang kuinginkan." shinji merengkuh gadis itu ke dalam pelukannya dan mengecupnya dengan cinta yang tiba-tiba membuncah didalam dadanya.

Keluarga mereka berkerumun mengelilingi mereka dan berseru-seru, "kami datang untuk menghadiri pernikahan kalian!"

"..true love doesn't have a happy ending , because true love never ends...."



by kaskus


Too Good To Be True

Seorang pria dan kekasihnya menikah dan acaranya pernikahannya sungguh megah. Semua kawan-kawan dan keluarga mereka hadir menyaksikan dan menikmati hari yang berbahagia tersebut. Suatu acara yang luar biasa mengesankan.

Mempelai wanita begitu anggun dalam gaun putihnya dan pengantin pria dalam tuxedo hitam yang gagah. Setiap pasang mata yang memandang setuju mengatakan bahwa mereka sungguh-sungguh saling mencintai.

Beberapa bulan kemudian, sang istri berkata kepada suaminya, "sayang, aku baru membaca sebuah artikel di majalah tentang bagaimana memperkuat tali pernikahan" katanya sambil menyodorkan majalah tersebut.

"masing-masing kita akan mencatat hal-hal yang kurang kita sukai dari pasangan kita. Kemudian, kita akan membahas bagaimana merubah hal-hal tersebut dan membuat hidup pernikahan kita bersama lebih bahagia..."

suaminya setuju dan mereka mulai memikirkan hal-hal dari pasangannya yang tidak mereka sukai dan berjanji tidak akan tersinggung ketika pasangannya mencatat hal-hal yang kurang baik sebab hal tersebut untuk kebaikkan mereka bersama. Malam itu mereka sepakat untuk berpisah kamar dan mencatat apa yang terlintas dalam benak mereka masing-masing.

Besok pagi ketika sarapan, mereka siap mendiskusikannya.

"aku akan mulai duluan ya", kata sang istri.

Ia lalu mengeluarkan daftarnya. Banyak sekali yang ditulisnya, sekitar 3 halaman... Ketika ia mulai membacakan satu persatu hal yang tidak dia sukai dari suaminya, ia memperhatikan bahwa airmata suaminya mulai mengalir...

"maaf, apakah aku harus berhenti ?" tanyanya.

"oh tidak, lanjutkan..." jawab suaminya.

Lalu sang istri melanjutkan membacakan semua yang terdaftar, lalu kembali melipat kertasnya dengan manis diatas meja dan berkata dengan bahagia.

"sekarang gantian ya, engkau yang membacakan daftarmu".

Dengan suara perlahan suaminya berkata "aku tidak mencatat sesuatupun di kertasku. Aku berpikir bahwa engkau sudah sempurna, dan aku tidak ingin merubahmu. Engkau adalah dirimu sendiri. Engkau cantik dan baik bagiku. Tidak satupun dari pribadimu yang kudapatkan kurang..."

sang istri tersentak dan tersentuh oleh pernyataan dan ungkapan cinta serta isi hati suaminya. Bahwa suaminya menerimanya apa adanya... Ia menunduk dan menangis...

Dalam hidup ini, banyak kali kita merasa dikecewakan, depressi, dan sakit hati. Sesungguhnya tak perlu menghabiskan waktu memikirkan hal-hal tersebut. Hidup ini penuh dengan keindahan, kesukacitaan dan pengharapan.

Mengapa harus menghabiskan waktu memikirkan sisi yang buruk, mengecewakan dan menyakitkan jika kita bisa menemukan banyak hal-hal yang indah di sekeliling kita?
Saya percaya kita akan menjadi orang yang berbahagia jika kita mampu melihat dan
bersyukur untuk hal-hal yang baik dan mencoba melupakan yang buruk...



by kaskus


Pengorbanan dan Keterbukaan

Alkisah pada suatu hari, diadakan sebuah pesta emas peringatan 50 tahun pernikahan sepasang kakek -nenek. Pesta ini pun dihadiri oleh keluarga besar kakek dan nenek tersebut beserta kerabat dekat dan kenalan.

Pasangan kakek-nenek ini dikenal sangat rukun, tidak pernah terdengar oleh siapapun bahkan pihak keluarga mengenai berita mereka perang mulut. Singkat kata mereka telah mengarungi bahtera pernikahan yang cukup lama bagi kebanyakan orang. Mereka telah dikaruniai anak-anak yang sudah dewasa dan mandiri baik secara ekonomi maupun pribadi. Pasangan tersebut merupakan gambaran sebuah keluarga yang sangat ideal.

Disela-sela acara makan malam yang telah tersedia, pasangan yang merayakan peringatan ulang tahun pernikahan mereka ini pun terlihat masih sangat romantis. Di meja makan, telah tersedia hidangan ikan yang sangat menggiurkan yang merupakan kegemaran pasangan tersebut. Sang kakek pun, pertama kali melayani sang nenek dengan mengambil kepala ikan danmemberikannya kepada sang nenek, kemudian mengambil sisa ikan tersebut untuknya sendiri.

Sang nenek melihat hal ini, perasaannya terharu bercampur kecewa dan heran.

Akhirnya sang nenek berkata kepada sang kakek:

“suamiku, kita telah melewati 50 tahun bahtera pernikahan kita. Ketika engkau memutuskan untuk melamarku, aku memutuskan untuk hidup bersamamu dan menerima dengan segala kekurangan yang ada untuk hidup sengsara denganmu walaupun aku tahu waktu itu kondisi keuangan engkau pas-pasan. Aku menerima hal tersebut karena aku sangat mencintaimu. Sejak awal pernikahan kita, ketika kita mendapatkan keberuntungan untuk dapat menyantap hidangan ikan, engkau selalu hanya memberiku kepala ikan yang sebetulnya sangat tidak aku suka, namun aku tetap menerimanya dengan mengabaikan ketidaksukaanku tersebut karena aku ingin membahagiakanmu. Aku tidak pernah lagi menikmati daging ikan yang sangat aku suka selama masa pernikahan kita. Sekarangpun, setelah kita berkecukupan, engkau tetap memberiku hidangan kepala ikan ini. Aku sangat kecewa, suamiku. Aku tidak tahan lagi untuk mengungkapkan hal ini.”

sang kakek pun terkejut dan bersedihlah hatinya mendengarkan penuturan sang nenek. Akhirnya, sang kakek pun menjawab: “istriku, ketika engkau memutuskan untuk menikah denganku, aku sangat bahagia dan aku pun bertekad untuk selalu membahagiakanmu dengan memberikan yang terbaik untukmu. Sejujurnya, hidangan kepala ikan ini adalah hidangan yang sangat aku suka. Namun, aku selalu menyisihkan hidangan kepala ikan ini untukmu, karena aku ingin memberikan yang terbaik bagimu. Semenjak menikah denganmu, tidak pernah lagi aku menikmati hidangan kepala ikan yang sangat aku suka itu. Aku hanya bisa menikmati daging ikan yang tidak aku suka karena banyak tulangnya itu. Aku minta maaf, istriku.”

mendengar hal tersebut, sang nenek pun menangis. Merekapun akhirnya berpelukan. Percakapan pasangan ini didengar oleh sebagian undangan yang hadir sehingga akhirnya merekapun ikut terharu.

Moral of the story:
Kadang kala kita terkejut mendengar atau mengalami sendiri suatu hubungan yang sudah berjalan cukup lama dan tidak mengalami masalah yang berarti, kandas di tengah-tengah karena hal yang sepele, seperti masalah pada cerita di atas. Kualitas suatu hubungan tidak terletak pada lamanya hubungan tersebut, melainkan terletak sejauh mana kita mengenali pasangan kita masing-masing. Hal itu dapat dilakukan dengan komunikasi yang dilandasi dengan keterbukaan. Oleh karena itu, mulailah kita membina hubungan kita berlandaskan pada kejujuran, keterbukaan dan saling menghargai satu sama lain…



taken by kaskus